TOLITOLI – BuserInvestigasi.com – Amran H. Yahya memulai karir politiknya sebagai Kepala Desa Soni Tolitoli, Sulteng sekitar tahun 2001, sehingga kala itu menghantarnya pada puncak prestasi sebagai Kepala Desa Teladan, yang secara seremonial penghargaan itu di terimanya langsung di Istana Kepresidenan RI di Jakarta.
Mengabdi dan melayani langsung masyarakat, adalah bagian nyata rangkaian amanah yang dijalankan seorang Amran H. Yahya saat menjabat selaku Kepala Desa kala itu.
Kepada wartawan media ini saat mengunjungi kediamannya ditolitoli belum lama ini, Amran H. Yahya mengakui banyak kesan berharga yang dirasakan saat menjadi pemimpin desa.
“Dari kepemimpinan desa, kita banyak belajar, bagaimana sesungguhnya menjadi pemimpin, karena seorang kades melayani masyarakatnya setiap waktu, makanya apresiasi patut kita berikan kepada seluruh kepala desa, karena tugas dan tanggungjawab pelayanan kepala de sa tak berbatas waktu yang selama ini telah mereka kerjakan,” ujar Amran H.Yahya.
Ditanya soal kebijakan prioritas saat awal menjabat kepala desa soni tahun 2001, Amran menjawab dua hal prioritas yang waktu itu dilakukan, membangun masjid dan menata kampung.
“Membangun masjid desa itu yang saya lakukan setelah dilantik sebagai kades, setelah itu menata kampung, termasuk melakukan penataan dan pengecatan pagar warga, alhamdulilah kegiatan itu sukses karena adanya saling percaya dan terciptanya gotongroyong, sehingga waktu itu desa soni diberi penghargaan sebagai desa teladan,” ungkapnya.
Kunci pokok kepemimpinan yang sampai saat ini melekat dalam pribadi seorang Amran H. Yahya adalah keikhlasan dalam memimpin.
“Jadi pemimpin saya harus ikhlas, agar terbangun rasa kepercayaan antara saya dengan rakyat saya” ucapnya, sambil mengungkap peristiwa hampir 20 tahun lalu, saat masyarakat desa soni sedang berbenah menata pagar dan mengecat rumah, Amran yang waktu itu menjabat Kades ikhlas menyisihkan puluhan juta dana pribadi untuk warganya yang kurang mampu agar ikut berbenah dan gotong royong sukseskan program menata kampung.
Diakuinya, yang dibutuhkan saat ini bagaimana pemerintah harus membangun kembali kepercayaan dari masyarakat.
“Soal itu akan kita benahi, dengan cara memperteguh jiwa kepemimpinan pemerintahan yang amanah, responsif dan merakyat, ” tegas Amran.
Dalam berbagai kesempatan, Amran H.Yahya juga sudah sering menyampaikan pandangan terkait segala macam dinamika yang telah, sedang dan akan terjadi dalam proses pilkada tolitoli tahun ini.
Menurutnya, pro kontra dalam pilkada biasa, saling mendukung dan menjatuhkan itu lumrah, masyarakat sudah makin cerdas, tahu mana yg akan mereka pilih.
“Karenanya dalam peran dan tanggungjawab apapun, tetap selalu jaga keikhlasan, tanpa pamrih dan tanpa harus menunggu imbalan serta tidak membeda-bedakan orang,” tandasnya.
Bagi seorang Amran H.Yahya, pengalaman menjadi guru terbaik, karenanya dia mensyukuri kariernya dimulai dari struktur pemerintahan bawah (kepala desa), sehingga bisa berurusan langsung dengan masyarakat biasa.
“Pengalaman mengajarkan saya, kalau mau jadi pemimpin harus jiwa sosial, sifat amanah, berani, disiplin, dan cepat mengambil keputusan dan jangan pernah dendam,” tukasnya.#
Editor : IDP