Buserinvestigasi.com + Banyuasin Desa Karang Sari, Kecamatan Karang Agung Ilir,yang berstatus milik Kabupaten Banyuasin jalannya rusak parah dan berlumpur. Warga 7 desa di daerah itu terancam terisolir karena tak bisa melintasi jalan untuk keluar desa. Jum’at 1/3/2024.
Sebuah video yang diterima Paguyuban Petani Organik Giat Pelestari Tyto Karang Agung Ilir Jum’ah, (23/2/2024), memperlihatkan dua unit motor yang dikendarai Siswa Siswi SMP N 1 KAI terperosok tak sanggup melewati jalan yang berlumpur hingga terguling saat melintasi jalan tersebut. Akibatnya motor tersebut harus ditinggalkan oleh pemiliknya lantas berangkat kesekolah jalan kaki sejauh ± 3 KM.
Dalam video lain terlihat, pada salah satu titik jalan di lokasi itu, kedalaman lumpur bahkan hingga mencapai lutut orang dewasa.
“Ada tujuh desa yang warganya melintasi jalan ini untuk akses menuju kecamatan terdekat. Bisa dibayangkan bagaimana perjuangan mereka melewati jalan yang seperti ini,” kata Warsono tokoh pemuda di Kecamatan Karang Agung Ilir kepada wartawan , Minggu (25/2/2024).
Ditambahkannya lagi Warga tujuh desa di kecamatan KAI mayoritas petani pasang surut dan juga pekebun kelapa. Masyarakat maupun anak- anak dalam perjalanan menuntut ilmu ( Sekolah ) maupun untuk akses kekantor Kecamatan,ke Pusat Kesehatan dengan melintasi jalan desa tersebut,seperti Ibu Guru Tri Sulasih yang merupakan Guru di SD Negeri 6 KAI setiap hari selalu melintasi jalan tersebut,sebab domisili beliaub di Desa Sumber Rejeki.
Beliau selalu berkeluh kesah kapan jalan ini akan di perbaiki,sebab kasihan anak-anak ketika menuntut ilmu setiap harinya dengan kondisi jalan yg berlumpur dan tidak ada pilihan jalan lainya.
Begitu pula, Petugas Kesehatan yang setiap hari harus melewati jalan tersebut,sebab Puskesmas Karang Agung Ilir bertempat di Desa Sri Agung yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin.
“Jangankan roda 4, roda dua saja tak bisa lewat,” kata dia akibat hancurnya jalan.
Tujuh Desa di Kecamatan Karang Agung Ilir itu yakni Desa Sri Agung, Sumber Rejeki, Mekar Sari, Karang Sari, Majuria, Jati Sari dan Tabala Jaya.Sebenarnya Panjang jalan hanya ± 9 hingga 10 KM,dan yang sudah di keras/cor beton baru 2,6 Km.
Ia berharap akses jalan ini segera diperbaiki karena sangat menyulitkan masyarakat. Sebab ada sepanjang 600 M jalan di desa Karang Sari yang sangat parah saat musim hujan,dan jalan penghubung antar desa dari Karang Sari ke Kantor kecamatan dan Desa Tabala Jaya sepanjang ± 7 kilo meter kondisinya juga sangat parah.
“Kalau dari Pemkab maupun Provinsi menyatakan akan ada kelanjutan pengecoran jalan tersebut tapi enggak tau kapan dikerjakan sementara kondisinya sudah sangat parah,” dulu saat Musrenbangcam 2023 katanya dilanjutkan di Tahun 2024 dari Provinsi.
Namun saat Musrenbangcam selasa tanggal 27-2-2024 disampaikan bahwa tidak ada pembangunan jalan untuk kelanjutan yang telah dibangun oleh Kementerian Transmigrasi tahun 2019 kemarin kata Warsono.
Selain dari pada itu Rakiman,SPd selaku Sekretaris Camat Karang Agung Ilir juga merasa heran mengapa tahun lalu sudah disampaikan ke Masyarakat bahwa Tahun ini ada kelanjutan ± 2 kilometer dari Provinsi,namun kok sekarang tidak ada.”ujarnya.
Kebetulan Kediaman Camat Karang Agung Ilir dan Sekretaris Camat berada di ujung Barat Wilayah Kecamatan Karang Agung Ilir berbatasan dengan Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin,dan setiap harinya berangkat dan pulang menggunakan kendaraan roda dua,sungguh sangat kasihan.
Hingga saat ini Masyarakat Karang Agung Ilir berharap Pemerintah dapat melanjutkan pengerasan jalan tersebut.
Selain dari pada itu Tokoh Masyarakat POPT PHP Bapak Suyitno berharap kepada Stakeholder yang ada jangan bosan bosan untuk selalu dan selalu meminta pembangunan jalan tersebut,mengingat bahwa Masyarakat Karang Agung Ilir mayoritas adalah Petani Pasang Surut,yang Notabene salah satu penyumbang Pangan Nasional,selain dari pada beras,Karang Agung juga merupakan penyuplay kelapa ke daerah luar Sumatera.
Yang mana kita termasuk daerah tertinggal,terisolir dan terpencil bila ingin keluar harus ber jam – Jam menaiki Speed boat maupun Ketek,itupun sehari hanya ada sekali dengan biaya yang tidak sedikit ,”tutur beliau.
Pewarta : yusan/Hd
Sumber. : Pelestari Tyto Alba KAI.