PALU – Buserinvestigasi. com – “Saat ini para pemakai narkoba di tolitoli, seperti pasien corona, mengelepar, stok barang tidak ada, ” canda sumber media ini, sebutlah namanya Jengki, sabtu malam (1/8/2020.
Kemungkinan, kata dia, terhentinya pasokan barang haram itu terkait dengan peristiwa penangkapan seorang wartawan dengan salah seorang warga ongka malino di salah satu rumah dikawasan Graha Indah Permai Kota Parigi, kamis (30/7/2020).
Di Tolitoli, saat ini kendali barajg lewat pintu kotaraya dan ongka malino berada ditangan oknum HS dan kaki tangannya.
“Informasinya, pasokan barang haram yang masuk ke wilayah tolitoli, salah satunya lewat pintu Kota Raya termasuk Ongka Malino. Prakteknya, kurir dari tolitoli jemput di Labonu, sampai saat ini belum diketahui siapa yang di Kotaraya dan Ongka malino, itu sepertinya lapisan ketiga,” ungkapnya.
Memang dalam beberapa hari terakhir peredaran narkoba di tolitoli terhenti, stok barang seperti menghilang, mungkin benar ini ada kaitan dengan tertangkapnya seorang oknum wartawan dan warga ongka malino pada kamis 30 Juli 2020.
“Jadi simpul Kotaraya dan Ongka (Moutong) itu ada kaitan dengan bandar tunggal yang ada di tolitoli, yakni oknum HT, cuma masih ada lapisan keduanya, kaki tangan HT, ” jelasnya.
Dikatakan, tertangkapnya 25 kg narkoba di palu baru-baru ini, sebetulnya merupakan satu rangkaian dan ada kaitan semua,”Itu yang terlihat tapi yang tidak kelihatan atau yang tidak tercium tentu ada,” cetusnya.
Dugaan adanya yang dipelihara itu juga menguat, ditingkat atas sampai Kasat Narkoba mungkin tidak tahu, tapi orang2 lapangan, oknum anggotanya juga butuh peliharaan, supaya mereka dapat informasi.
“Intinya sejak tertangkapnya oknum wartawan itu dengan seorang warga ongka malino di Parimo, stok barang di Tolitoli terhenti,” tegasjya
Jengki mempertegas, barang haram dari pintu kota raya atau moutong, pengaturnya adalah oknum HS, cuma dia pake orang lagi, sebagai lapisan kedua.
Faktanya, barang haram dari pintu kota raya dan moutong biasa menyebrang lewat pasir putih/labonu,”Apakah kurir dari tolitoli atau kurir dari kotaraya. cuma kurir dari kotaraya katanya mahal, dan biasanya mereka cuma bawa paket 10 gram saja, karena bandar sekarang tunggal, kalo dulu khan ada HG yang juga bandar di tolitoli, kalo itu dulu biasa sampai 1/2 kg per putaran,” jelasnya.
Menurutnya, kalau Satnarkoba Polres Parimo mau pengembangan, ujungnya pasti menuju ke oknum HT yang ada di Tolitoli, atau oknum OP dan kelompoknya yang ada di Palu.
“Pasti oknum wartawan dan warga ongka yang ditangkap kenal dengan jaringan itu, jadi kalo pengembangan tinggal ditelusuri sama siapa mereka beli, itu harus dibuka.. Itu kalo polisi di parimo punya komitmen. Jadi jangan stop sampai di pemakai,” harapnya.
Kasat Narkoba Polres Parimo AKP Dewa Nyoman Sujendra, SH saat dihubungi wartawan media ini, sabtu malam (1/8/2020) kembali mempertegas komitmen pihaknya untuk memberantas peredaran narkoba diwilayah parimo. “Kita komitmen untuk memberantas narkoba, dan informasi ini akan kita dalami,” tukas AKP Dewa Nyoman Sujendra, SH.**
Editor : IDP