Reporter : Armen Djaru
BUSERINVESTIGASI. COM – PALU – Sebuah ironi, ditengah program membangun desa semakin getol dilakukan, saat yang sama terdapat sejumlah desa di Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah yang sudah puluhan tahun selalu dilanda banjir bandang.
Dari Kabupaten Tolitoli Sulteng, wartawan Buserinvestigasi.com melaporkan, adalah Desa Muliyasari dan Desa Salugan kecamatan Lampasio yang selalu di landa banjir bandang sejak 25 tahun terakhir. konon bencana itu terjadi, sejak PT KALHOLD (Perusahaaan HPH) lakukan pembabatan hutan sampai dengan pembukaan lahan perkebunan sawit belakangan ini di wilayah Kecamatan Lampasio. “Belakangan ini banjir makin menggila, bahkan bisa dikata banjirnya sangat dahsyat, syukur belum ada korban jiwa dari bencana banjir tersebut, yang jadi pertanyaan, dimana pemerintah? ,” tutur tanya seorang warga setempat, selasa (16/06/2020).
“Ini merupakan banjir terbesar sejak 24 tahun saya di Desa Muliasari”Kata Jumran kades Muliasari
Sementara itu untuk Desa Salugan 4 rumah warga tenggelam nyaris tak tersisa, sampai berita ini di publish pihak Polsek Lampasio dan Puskesmas setempat terus monitor keadaan warga pasca banjir yang melanda wilayah tersebut.
Kapolsek Lampasio IPDA Haerul, S.H., saat di konfirmasi menghimbau warga agar waspada khususnya warga yang bermukim di bantaran sungai .
“Saat ini Debit air pada ruas jalan di Desa Salugan Kecamatan Lampasio sudah hampir mencapai lulut orang dewasa untuk itu dihimbau kepada masyarakat baik yang ada di Desa Mulyasari, Oyom, Sibea, Salugan dan Janja apabila tidak memungkinkan agar meninggalkan tempat tinggal untuk sementara waktu dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman,” himbau Kapolsek.
Lanjut dikatakan, “Tidak menutup kemungkinan hari ini hujan
lagi karena itu saya selaku Kapolsek himbau warga dan sudah koordinasi dengan pihak terkait di kecamatan guna menghindari dampak yang lebih buruk” tegas IPDA Haerul.(armen)
Editor : Irfan Pontoh